Senin, 27 Agustus 2012

PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERWAWASAN LINGKUNGAN


Isu mengenai dampak terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan dari pembukaan lahan menjadi perkebunan kelapa sawit saat ini sangat gencar sekali didengungkan oleh para pemerhati lingkungan. Oleh sebab itu, dalam pembangunan perkebunan
kelapa sawit, selain mengejar target yang telah ditentukan oleh perusahaan, kita juga harus memperhatikan lingkungan hidup sehingga ekosistem tidak terganggu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan pembukaan lahan agar pembangunan perkebunan kelapa sawit yang kita lakukan tidak merusak lingkungan (berwawasan lingkungan) antara lain:

  •  Zero Burning


Pembukaan lahan (land clearing) dengan cara zero burning artinya pembukaan lahan yang dilakukan tanpa melakukan pembakaran. Pembukaan lahan dilakukan dengan mekanis atau dengan bantuan alat berat seperti bulldozer dan excavator. Pembukaan lahan dengan teknik zero burning tentunya akan menghindarkan kita dari terjadinya kebakaran hutan ketika proses pembukaan lahan.

  • Green Belt (daerah penyangga sungai)

Green Belt (daerah penyanggaa sungai) merupakan vegetasi dengan jarak 50 m dari tepi sungai yang ekosistemnya tidak diganggu ketika pembukaan lahan. dengan kata lain saat pembukaan lahan kita tidak menebang vegetasi sejauh 50 m dari kanan dan 50 m dari kiri sungai. Hal ini mungkin akan bertentangan dengan kebijakan perusahaan tempat anda bekerja, karena perusahaan tentunya menginginkan keuntungan yang sebesar-besarnya sehingga tidak menginginkan adanya lahan yang tidak ditanami kelapa sawit. Namun, jika kita pertimbangkan untung dan rugi untuk jangka waktu yang akan datang maka akan lebih menguntungkan jika kita membuat green belt. Kegunaan green belt yaitu mencegah material-material seperti tanah, pestisida, dll yang terbawa oleh erosi langsung masuk ke sungai, memperkokoh dinding sungai karena akar pepohonan di tepi sungai mengikat dan memperkuat susunan tanah di areal tepi sungai sehingga mencegah terjadinya pendangkalan sungai, serta menjaga habitat flora dan fauna disekitar areal sungai.

  •          Tidak merusak Top Soil

Top soil merupakan bagian tersubur dari sebuah tanah yang letaknya pada bagian tanah paling atas atau terletak pada horizon O (eeeiitttzzz jangan salah, belum tentu tanah yang terletah di bagian paling atas itu top soil lho!!). Ketika melakukan pembukaan lahan dengan alat berat (bulldozer) usahakan pisau dozer jangan sampai mengikis lapisan top soil. Ini akan berpengaruh terhadap kesuburan tanah yang akan kitagunakan sebagai areal perkebunan, dengan terkikisnya top soil maka kesuburan tanah akan rendah dan akan mempermudah terjadinya run off (aliran permukaan) karena tanah dengan tingkat kesuburan rendah akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menumbuhkan vegetasi dibandingkan tanah yang subur.

  •           Menanam Land Cover Crop (LCC)/kacangan

LCC atau kacangan merupakan elemen penting dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit. Penanaman kacangan bertujuan untuk menguragi pertumbuhan gulma, menjaga kelembaban tanah, dan memberikan suplai bahan organik pada tanah. Penanaman kacangan biasanya dilakukan bersaamaan dengan penanaman  tanaman kelapa sawit. Kacangan yang biasa digunakan sebagai LCC di perkebunan kelapa sawit antara lain: Calopogonium mucunoides, Mucuna bracteata, Pueraria javanica, dan Calopogonium caeruleum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar