Isu mengenai dampak terhadap
lingkungan hidup yang ditimbulkan dari pembukaan lahan menjadi perkebunan
kelapa sawit saat ini sangat gencar sekali didengungkan oleh para pemerhati
lingkungan. Oleh sebab itu, dalam pembangunan perkebunan
kelapa sawit, selain mengejar target yang telah ditentukan oleh perusahaan, kita juga harus memperhatikan lingkungan hidup sehingga ekosistem tidak terganggu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan pembukaan lahan agar pembangunan perkebunan kelapa sawit yang kita lakukan tidak merusak lingkungan (berwawasan lingkungan) antara lain:
kelapa sawit, selain mengejar target yang telah ditentukan oleh perusahaan, kita juga harus memperhatikan lingkungan hidup sehingga ekosistem tidak terganggu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan pembukaan lahan agar pembangunan perkebunan kelapa sawit yang kita lakukan tidak merusak lingkungan (berwawasan lingkungan) antara lain:
- Zero Burning
Pembukaan lahan
(land clearing) dengan cara zero burning artinya pembukaan lahan yang dilakukan
tanpa melakukan pembakaran. Pembukaan lahan dilakukan dengan mekanis atau
dengan bantuan alat berat seperti bulldozer dan excavator. Pembukaan lahan
dengan teknik zero burning tentunya akan menghindarkan kita dari terjadinya
kebakaran hutan ketika proses pembukaan lahan.
- Green Belt (daerah penyangga sungai)
Green Belt (daerah
penyanggaa sungai) merupakan vegetasi dengan jarak 50 m dari tepi sungai yang
ekosistemnya tidak diganggu ketika pembukaan lahan. dengan kata lain saat
pembukaan lahan kita tidak menebang vegetasi sejauh 50 m dari kanan dan 50 m
dari kiri sungai. Hal ini mungkin akan bertentangan dengan kebijakan perusahaan
tempat anda bekerja, karena perusahaan tentunya menginginkan keuntungan yang
sebesar-besarnya sehingga tidak menginginkan adanya lahan yang tidak ditanami
kelapa sawit. Namun, jika kita pertimbangkan untung dan rugi untuk jangka waktu
yang akan datang maka akan lebih menguntungkan jika kita membuat green belt. Kegunaan
green belt yaitu mencegah material-material seperti tanah, pestisida, dll yang
terbawa oleh erosi langsung masuk ke sungai, memperkokoh dinding sungai karena
akar pepohonan di tepi sungai mengikat dan memperkuat susunan tanah di areal
tepi sungai sehingga mencegah terjadinya pendangkalan sungai, serta menjaga
habitat flora dan fauna disekitar areal sungai.
- Tidak merusak Top Soil
Top soil
merupakan bagian tersubur dari sebuah tanah yang letaknya pada bagian tanah
paling atas atau terletak pada horizon O (eeeiitttzzz jangan salah, belum tentu tanah yang terletah di
bagian paling atas itu top soil lho!!). Ketika melakukan pembukaan lahan dengan
alat berat (bulldozer) usahakan pisau dozer jangan sampai mengikis lapisan top
soil. Ini akan berpengaruh terhadap kesuburan tanah yang akan kitagunakan
sebagai areal perkebunan, dengan terkikisnya top soil maka kesuburan tanah akan
rendah dan akan mempermudah terjadinya run off (aliran permukaan) karena tanah
dengan tingkat kesuburan rendah akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
menumbuhkan vegetasi dibandingkan tanah yang subur.
- Menanam Land Cover Crop (LCC)/kacangan
LCC atau kacangan merupakan elemen penting dalam pembangunan perkebunan
kelapa sawit. Penanaman kacangan bertujuan untuk menguragi pertumbuhan gulma,
menjaga kelembaban tanah, dan memberikan suplai bahan organik pada tanah. Penanaman
kacangan biasanya dilakukan bersaamaan dengan penanaman tanaman kelapa sawit. Kacangan yang biasa
digunakan sebagai LCC di perkebunan kelapa sawit antara lain: Calopogonium mucunoides, Mucuna bracteata,
Pueraria javanica, dan Calopogonium caeruleum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar